Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 30 Agustus 2012


Annyeong haseyo... admin kembali mengisi blog yang suram ini . Terakhir nge-post kalo nggak salah sebelum liburan sekolah. Kini admin kembali nge-post fanfic yang sebenernya buat temen admin yang suka banget sama si Bledek alias Thunder MBLAQ. Tapi sebelumnya admin mau mengucapkan Taqobalallahu mina waminkum minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin.
Happy Reading :D

Author: Park Seorin

Cast:
Readers a.k.a Shin Riyoung
Thunder MBLAQ a.k.a Park Cheondung
Author a.k.a Cho Seorin
Seungho MBLAQ a.k.a Yang Seungho


-----Riyoung pov-----
“Young-ah!” panggil seseorang yang tak asing suaranya dari belakangku.
“Ah, Seunggi-ah. Wae gurae?” tanyaku padanya yang kemudian duduk disampingku. Hwang Seunggi, dia sahabat perempuanku yang terdekat. Sudah sejak kelas X aku mengenalnya.
“Tidak ada apa-apa. Kau tidak ada kuliah?”
“Ada. Tapi baru saja selesai. Eh, kau punya novel? Mendadak beberapa hari ini aku ingin baca novel,” kataku.
“Ada. Tapi tak banyak. Kau tahu kan peraturan di asrama itu cukup ketat? Eh, kau tidak suka novel, kan?”
“Ne(iya), tapi akhir-akhir ini kurasa aku punya ketertarikan pada novel,” jawabku sambil mengisi TSS (?). Seunggi melirik curiga padaku.
“Jangan-jangan ini efek fallin in love. Iyaa, kaaannn?” tebaknya sambil cengar-cengir. Aishh aku benci ekspresi wajahnya.
“Ani!! Jatuh cinta apa? Isshh!”
“Omoo, pucuk dicinta ulam pun tiba!” katanya. “Look!! Cheondung-oppa!” lanjutnya sok bule sambil menunjuk Cheondung yang beradius 15 m di depanku. Dia duduk di bangku putih kemudian mengambil buku dari tasnya. Dia pasti mau belajar. Memang belajar di taman cukup efektif. Jarang-jarang juga ada universitas yang menyediakan taman belajar seluas dan seindah ini.
“ Ehm!! Kau masih mengelak? Sebenarnya kau sudah lama menyukainya, kan?” Seunggi menebak-nebak lagi.
“Ne,” jawabku masih terfokus pada sosok namja tampan itu, Cheondung. Memang benar, aku menyukainya sejak aku SMA. Dia satu tahun diatasku. Tapi saat SMA dia mengambil program akselerasi. Membuatnya jadi dua tingkat lebih tinggi dariku. Kebetulan sekali aku masuk di universitas yang sama dengannya. Lumayan juga sih untuk semangat belajar ataupun sekedar cuci mata. Siapa juga yang tak tertarik dengan Cheondung? Pintar, sopan, ramah, dan pastinya tampan. Hampir sempurna, bukan? Aigo, wajahnya serius sekali membaca buku itu. Kyeopta(tampan).

Tunggu! Ada seorang wanita menghampirinya. Nugu? Chingu? Aisshh kenapa mereka tertawa-tertawa bersama? Wanita itu juga sesekali mengusili Cheondung-oppa. Apa mereka pacaran? Ani(tidak)! Ani! Pasti hanya temannya. Tapi, wanita itu manis sekali. Tubuhnya proporsional dan penampilannya juga sopan. Aigo… lama-lama aku bisa gila melihat mereka.
“Kajja(ayo)! Aku lapar sekali!” aku menarik tangan Seunggi pergi kemudian kuseret(?) ke kantin.


Kuputuskan kembali ke asrama karena kurasa tidak ada lagi yang harus ku kerjakan di kampus. Lagi pula ini juga sudah sore.
“Riyoung-ssi! Tadi kepala asrama mencarimu,” kata salah seorang temanku saat aku baru menginjakkan satu kakiku di asrama. Mwo?? Kepala asrama? Wae? Ada yang salah denganku. Cepat-cepat saja aku ke ruangannya.
“Anyyeong hasseyo,” sapaku saat masuk ke ruarangan ibu kepala asrama.
“Ah, Nona Riyeong. Duduklah! Bagaimana harimu? Menyenangkan? Pasti kau sibuk sekali karena jam sesore ini baru pulang?” tanyanya membuat keringat di keningku menembus pori-pori.
“Aku menghabiskan waktu di perpustakaan hari ini,” jawabku.
“Choayo. Ah, kita langsung saja. Nona Riyeong, tolong sekarang juga kau kemasi barang-barangmu dari kamarmu dan…,” katanya pelan-pelan. Membuat jangtungku hampir berhenti berdetak. KEMASI BARANG?
“dan segera pindah ke kamar 202,” lanjutnya. Fiuhh kukira aku akan dikeluarkan dari asrama karena suatu alasan.
“Fiuhhh… tapi, kenapa aku harus pindah?” tanyaku penasaran.
“Kau cukup lancang menanyakan itu. Tapi tak salah juga kau tahu. Salah satu penghuni kamar 202 baru saja meninggal kemarin. Karena kau hanya sendiri di kamarmu, tak ada salahnya kau pindah ke kamar itu menemani seniormu. Dia orang yang baik, tenang saja,” jelas ibu kepala. Ne, kurasa itu lebih baik daripada aku tidur sendiri di kamarku. Segera saja aku ke kamar dan bersiap ke kamar 202.


Tok.tok.tok. aku mengetuk pintu kamar 202 sambil membawa barang-barangku yang banyak ini. Kemudian pintu terbuka. Aigo!! Ini wanita yang tadi bersama Cheondung. Jadi dia teman sekamarku?
“Nugusseo?” tanyanya sopan.
“Ibu kepala asrama memintaku pindah ke sini,” jawabku supan pula. Dia membalasku dengan senyuman ramah.
“A, jadi kau teman sekamarku? Chua. Mari masuk! Oh, barangmu banyak sekali. Sini kubantu,” katanya menawarkan bantuan. Ternyata dia baik juga. Dia juga membantuku merapikan barang di lemari dan meja belajar. Dia juga mengajakku berkenalan terlebih dulu. Harusnya kan aku yang mengajakknya berkenalan. Ah, aku jadi tidak enak. Kami mengobrol cukup banyak setelah makan malam. Dia memintaku menceritakan semua hal*salok*.
“Sunbae, katanya penghuni kamar ini baru saja meninggal, jongmal?” tanyaku penasaran dengan ucapan ibu kepala asrama tadi sore.
“Ne, dia kecelakaan. Padahal dia siswi yang cukup aktif. Ah, iya, jangan memanggilku ‘sunbae’! panggil saja ‘unnie’,” katanya.
“Tapi kau seniorku. Sudah sepantasnya aku memanggilmu sunbae,”
“Ani. Aku tidak suka mendengarnya!” katanya. Tiba-tiba ponselnya berdering dan ia cepat-cepat mengangkatnya.
“Yeoboseyo. Cheondung-ah, wae gurae?” ucapnya di telfon. Mwo??? Cheondung??
“Apa soal yang waktu itu?” lanjutnya di telfon.
“Sepenting itu, kah? Besok aku sibuk. Katakan lain kali saja,”
“Arraseo! Arraseo! Apapun untukmu, Cheondung-ah!”
“Ne. Bye…,” unnie menutup percakapan.
“Nuguya? Nemjachingu mu, unnie?” tanyaku pura-pura tak tahu.
“Hahaha menurutmu bagaimana? Apa kami terlihat seperti pacaran?” sepertinya dia memaksaku untuk menebak-nebak.
“Sudah, lupakan saja! Kajja, sudah waktunya tidur! Selamat malam,” katanya sambil menarik selimut. Arra! Lebih baik memang kulupakan.


(keesokan harinya)


Jam makan siang selesai. Tidak ada jam kuliah lagi. Mau apa lagi, ya?
Ke taman? Ah, tidak.
Kembali ke asrama? Ah, pasti membosankan.
Nonton basket? Ah, itu ide buruk. Banyak sekali senior disana. Tapi, siapa tahu ada Cheondung-oppa disana. 
Eh, itu Cheondung-oppa? Dia masuk ke auditorium. Kebetulan sekali. Setiap aku memikirkannya pasti dia ada.
Merasukkah bisikan setan yang menyuruhku membuntutinya. Apa dia mau main piano? Wah pasti keren.
Chankkaman(tunggu)!! Seorin-unnie? Dia sudah di dalam? Dan Cheondung-oppa mendekatinya. Oppa mengatakan beberapa patah kata. Kelihatannya kata-kata itu sangat dalam hingga Seorin-unnie tampak berkaca-kaca. Bahkan sekarang Cheondung-oppa memeluknya dan Seorin-unnie semakin tersedu-sedu. Dan aku disini juga hampir tersedu-sedu. Sekarang aku yakin pasti bahwa mereka lebih dari teman. Dadaku sesak sekali melihat mereka berdua. Aku menyukai Cheondung-oppa, sangat menyukainya. Tapi awalnya aku cukup mengira bahwa ini hanya sekedar suka, bukan sampai mencintai dan berharap. Namun, mengapa kenyataan ini terasa sangat menusuk perasaanku, bahkan ke palung terdalam hatiku.
Cukup Riyoung! Tidak ada alasan lagi untuk berdiri di sini dan memandangi mereka.

-----Riyoung pov end/ author pov-----

Riyoung tampak terdiam dan gemetaran di depan pintu auditorium yang terbuka sempit. Kemudian ia pergi entah ke mana, yang jelas ia tak ingin di tempat itu lagi.
Beberapa saat kemudian seorang mahasiswa berjalan menuju auditorium. Hampir sama seperti Riyoung, dia tercengang saat melihat Seorin yang didekap erat Cheondung. Tak berlama-lama mahasiswa itu mendekati mereka berdua.
“Jadi ini yang kalian lakukan di belakangku?” tanya mahasiswa itu. Seorin melepaskan diri dari pelukan Cheondung.
“Seungho-ah, aniya! Tolong jangan berburuk sangka,” kata Seorin.
“Kalian sudah tertangkap basah. Jadi, jangan berusaha mengelak lagi!” mahasiswa itu, Seungho, tampak berapi-api(?).
“Hyung, kami tidak bohong! Tidak ada apa-apa,” Cheondung membela diri.
“Jadi ini alasanmu meninggalkanku? Ne, ini yang kau inginkan. Chukkae(selamat)!” kata Seungho kemudian bergegas pergi. Tapi Cheondung berusaha mengejarnya untuk menjelaskan apa yang terjadi.


Malam harinya, Riyoung masih merenungi kejadian tadi siang. Rasanya dia ingin menjauhkan diri sejauh mungkin dengan Cheondung dan Seorin. Tapi, mana mungkin? Bagaimanapun Seorin adalah teman sekamarnya sekaligus seniornya. Selebihnya Seorin sangat menghormati Riyoung dari pertama bertemu di kamarnya.
Kemudian Seorin masuk ke kamar. Riyoung segera pura-pura tidur.
“Young-ah, kau sudah tidur, ya?” tanya Seorin dari ranjang bagian bawah. Ya, Riyoung tidur di ranjang atas.
“Aniya. Wae gurae?” Riyoung seketika berubah pikiran dan ingin mengorek-ngorek informasi*kaya ta+ aja di korek-korek*.
“Kau tahu, hari ini aku sangat bahagia!” kata Seorin bersemangat.
“Jinnja? Wae? Kau baru saja kencan dengan namjachingu mu?”
“Aniya!”
“Emm kau baru saja di peluk namjachingu mu?” tanya Riyoung berusaha menyindir.
“Ne! Bagaimana kau bisa tahu? Aigo, menyenangkan sekali. Aku serasa terbang,” terang Seorin membuat Riyoung panas.
“Ah, jongmal? Chukka unnie!”
“Ah, ne, besok kau ada acara? Bagaimana kalau kau ikut aku nonton konser piano di Central Park?”
“Emm besok sepertinya ada kuliah”
“Mwo? Yang benar saja! Besok akhir pekan. Bukankah kau pulang kampung sebulan sekali? Ayolah, pasti menyenangkan”
“Emm… baiklah kalau begitu,” Riyoung setuju.

-----Author pov end/ Riyoung pov-----

Sore akhir pekan ini Seorin-unnie mengajakku nonton konser piano di Central Park. Sebenarnya aku tidak ingin ikut, mengingat aku sedikit sensi padanya gara-gara masalah kemarin, tapi aku tak enak hati kalau menolak ajakannya.

Pukul 4 sore kami sampai di Central Park. Tapi unnie bilang dia ingin menunggu seseorang dulu. Nugu? Cheondung-oppa? Mungkin saja. Kenapa aku tidak berfikir ke arah itu? Jangan-jangan unnie tahu aku menyukai Cheondung-oppa dan sengaja ingin memanas-manasiku? Aigo…
Benar saja! Cheondung-oppa tampak dari kejauhan di kerumunan orang. Unnie memanggilnya.
“Mian, aku terlambat,” Cheondung oppa minta maaf pada Seorin unnie.
“Ne, lain kali kau harus lebih tepat waktu!” kata Seorin unnie. “Ah, iya, aku bawa temanku sekamar. Dia junioryang kuceritakan,” unnnie mengenalkanku pada Cheondung oppa. Kemudian kami masuk ke auditorium tempat konser piano.


Pertunjukan yang mengagumkan. Semua mata penonton tertuju ke stage. Sebenarnya hanya pertunjukan sederhana, tapi music yang mereka mainkan sangat memukau.
Seusai konser kami keluar dari auditorium. Cheondung oppa mengajak kami makan bimbimbab. Tapi, seketika saja seorang pemuda yang lumayan tampan menghadang(?) kami saat berjalan. Penampulannya sangat maskulin. Dengan kaos putih juga jaket kulit membuatnya terlihat macho. Sepertinya aku pernah melihat dia.
“Kalian mau bermain di belakangku lagi?” katanya. Mwo? Apa maksudnya.
“HYA!! Kau mau membuat masalah lagi?” tanya Cheondung oppa sedikit galak.
“Mwo? Panggil aku HYUNG! Kau ini beraninya mengajak yeojachingu ku main-main di sini! Seorin-ah, kajja!!” kata pemuda itu kemudian menarik pergelangan tangan Seorin-unnie. Sebenarnya ada apa ini?
“Lain kali kau harus minta ijin dariku dulu! Ah iya, kau pergi saja dengan yeoja di sampingmu itu,” lanjut pemuda itu sambil melihat ke arahku lalu pergi bersama Seorin-unnnie.
“Young-ah, kau bersama Cheondung dulu, ya?” kata unnie dari kejauhan. Aku sedikit hening dengan kejadian. Sebenarnya apa ini??
“Kajja! Kita makan saja!” Cheondung oppa mengajakku makan di resto tak jauh dari tempat kami berdiri.


“Kau pasti bingung dengan kejadian tadi,” kata Cheondung oppa setelah memesan makanan.
“Ne. Sunbaenim(senior), sebenarnya ada apa? Siapa pria tadi?”
“Dia Seungho, tadi dia main piano juga di konser. Namjachingu-nya Seorin-unnie”
“Ah iya, pantas wajahnya tak asing. Dia pintar sekali bermain piano. Lalu, apa maksud perkataannya tadi?”
“Singkatnya, dua hari yang lalu Seorin-unnie mamutuskan hubungannya dengan Seungho karena dia merasa bersalah pada Hyerin, teman sekamarnya yang meninggal beberapa hari yang lalu. Hyerin sangat menyukai Seungho, tapi Seungho mencintai Seorin sejak dulu dan menolak cinta Hyerin,” jelas Cheondung oppa panjang kali lebar.
“Lalu apa hubungannya denganmu?”
“Kemarin Seungho-hyung melihat aku memeluk Seorin-unnie, dia hampir salah paham. Sebenarnya aku hanya ingin menenangkannya. Kemarin Seorin-unnie bilang kalau dia sangat menyesal memutuskan Seungho-hyung. Dia menangis tersedu-sedu, tidak mungkin aku membiarkannya. Lagi pula aku sudah menganggapnya seperti unnieku sendiri. Tidak mungkin kami main serong. Untunglah kesalahpahaman ini sudah selesai,” ujar Cheondung-oppa. Aigo… ku kira mereka pacaran! Syukurlah. Rasanya aku ingin terbang sekarang.
“Kenapa kau tersenyum seperti itu?” tanya Cheondung-oppa yang melihatku tersenyum.
“Aniyo. Hanya saja cerita tadi seperti di novel. Hahaha… seru sekali,” alibiku. Sebenarnya aku tertawa karena aku senang tidak ada hubungan antara Cheondung-oppa dengan Seorin-unnie.
“Ah, begitu. Ah, iya, bukankah kau dulu juniorku juga di SMA. Kau tidak ingat?” tanya Cheongung-oppa. Mwo? Dia ingat aku? Jongmal??
“Jongmal? Aku tidak ingat,” kataku pura-pura lupa.
“Benarkah kau tidak ingat? Aku pernah membantumu saat kau salah masuk ke ruang ganti pria, kau lupa?” JGLEERRRR!! Aku baru ingat kejadian itu. Ya, dulu dia memang membantuku.
“J Jin Jinjja?? Aku lupa, benar-benar lupa. Kau yakin itu aku?” aku masih pura-pura lupa.
“Aigo, kau pelupa! Aku ingat sekali kejadian itu. Tiba-tiba kau masuk ke ruang ganti pria, kau hampir melihatku ganti baju juga. Untung saja hanya ada kita berdua. Lalu teman-temanku datang dan aku membantumu bersembunyi. Dasar kau ini pelupa!” jelas Cheondung-oppa. Aigo… aku tidak menyangka dia masih mengingatku. Entah seberapa kuat ingatannya, aku berharap kami akan lebih dekat mulai saat ini. Hahaha… at last, aku masih tetap mengaguminya sampai sekarang. Nae sunbae, saranghaeyo.

Sekian ff karya saya. Rada aneh, ya? Mian kalo readers kecewa, ya, soalnya auhtor masih pemula. Yang ingin meninggalkan commentnya silakan, atau kalo gagal comment disini bisa mention saya @ssekar48 (bukan member JKT 48 lho). Atau kalo nggak mau comment juga nggak papa. Saya nggak terlalu membersar-besarkan silent readers. Gamshamnida :)

Kamis, 21 Juni 2012

Nimen hao!
Pagi hari ini si author geje kembali posting buat mengisi blog yang sepi ini.

Jum'at, 22 Juni 2012. Pukul 7:33 saya mulai menulis postingan ini di sebelah selatan Ruang Guru. Pusatnya siswa-siswi jualan laptop sama HP (???). Hehehe kenapa gitu? Soalnya di sini ini signal Wifi nya paling kuat. Sebenernya dari kelas author juga kuat signal Wifi dari perpustakaan, tapi berhubung kelasnya ditutup karena nanti dipake pengambilan LHB jadinya author migrasi ke sini deh.
Nah, ini hari terakhir author di kelas XI IPA 1 2011/2012 SMA N 1 Wonogiri. Seusai hari ini author sama temen-temensekelas udah ngga bisa bareng-bareng utuh ngikutin KBM lagi. Huhuhu sedih. Rasanya kelas XI ini cepeeeettt banget. Perasaan baru kemaren bareng-bareng sama temen-temen liat MOS kelas X ehh sekarang udah mau MOS lagi. Buat terakhir posting ini author mau share in foto-foto author sama temen-temen waktu kemarin liburan ke Karanganyar.













































Yaa mungkin itu sedikit banyak foto yang bisa author share ke temen-temen semua. Sebenernya banyak banget yang pengen author ceritain soal proses liburannya, saolnya ini liburan kelas TER-KONYOL yang pernah admin alami. Kamshamida sudah mampir ke blog saya :D

Kamis, 14 Juni 2012

Haiiii :D si author cantik *wuekss* kembali lagi mengisi blog yang hampa dan gelap gulita ini.
Kali ini saya mau bagiin foto-foto kenangan saya sama sahabat-sahabat di kelas tercinta, XI IPA 1.
Yaa mungkin ngga begitu berharga buat readers semua, tapi ini sungguh berkesan bagi penulis *cieelah bahasa ilmiah*
Check it out :)

 (Maria - Septian TP - Yulian - Dewi Dewuk)
                                     
 Ini suasana Shooting Film Bahasa Inggris *cieelahh*

(Ray Setha - Agung - Bagas)
Iniiii acara apa ya? Kayaknya ini persiapan shooting nya si Ray, itu si Agung sama Bagas cuma nimbrung foto aja


 (Ray Setha - Agung)
Persiapan shooting juga, tapi ini masih di sekolah.
 (Dewi Dewuk - Maria)
Si duo narsis. Foto seusai take terakhir film bahasa Inggris. Mereka satu kelompok sama si author cantik.
 (Ari Pras - Khatam - Maria - Marlina)
Ini acara buat si Banzhang alias ketua kelas, Khatam. Hahaha udah kelihatan mana orangnya, to? Sebenernya acaranya ini direncanain hari Rabu, tapiiii GAGAL. Ya sutra, alhasil di tunda hari Sabu. Padahal hari Minggunya itu seragam Pramukanya dipake. Wakakak sabarr yaaa
 Yang ini ngga usah di tulis satu-satu yaa. Banyak kakak :D. Tapi ini ngambilnya waktu jam OR
Jam OR jujaaa :D



ini praktik uji makanan. Sebenerya si ical ngga masuk kelompok tapi nimbrung foto aja hehe
Zhu ni shengri kuaile Jieke Laoshi :D))

Jum'at, 25 Mei 2012

;;

Template by:
Free Blog Templates