Minggu, 18 Maret 2012
(left-right: Me- Maria)
( left-right: Maria - Dewi - Yulian)
Maria Sofi
Haryanti. Akrab di panggi Opik dan Maria(dua-duanya boleh). Lahir tanggal 24
Maret 1994. Waaahhh tua *plakkk**peace Mar*. Pertama kali saya ketemu &
tahu sosok Maria Opik ini sekitar 5 tahun yang lalu. Tepatnya 2007 saat saya
kelas VII. Saya kenal dia itu di ekstrakurikuler Marching Band. Saya dan dia
sama bagiannya, PIANIKA #tragis. Lupakan soal Marchind Band itu! Capcuz pindah!
Di kelas VIII C SMP N 1Wng, takdir mempertemukan saya sama Maria ini di kelas
VIII. Bareng-bareng sama Shandra & Monika. Wew... dari sini kayaknya awal
mula terbentuk karakter saya. Bersama Maria, Shandra, dan Monik menjalani
masa-masa kelas VIII yang gaje. Gila-gilaan bareng, remidi bareng, study tour
bareng juga, satu kamar, begadang *maria doang yang begadang*, rebutan mandi,
berantem di kelas. Uhhh so sweet *apadeh*
Lepas dari kelas
VIIIC, kelas IX kami pisah kelas :’( dia bisa sekelas lagi sama Shandra &
Monika. Saya terbuang T~T. That’s fine! Yang penting sekarang ini saya bisa
satu kelas lagi sama Maria Opik ini di kelas XI IPA 1 SMA N1 Wng yyyeeeyyyy!!!!
Sebangku lagi! weheww gaje maksimal.
Mari semua, kita
cerita aja soal keseharian saya sama Maria di kelas.
“Hari Tenang”
--->> Kalo soal hari tenang di kelas, kayaknya saya sama Maria ini
berkemungkinan kecil memiliki hari tenang. Beranteeemmm mulu. Mulai dari salah
denger kalimat, cek cok pelajaran, cek cok masalah artis, cek cok ngomongin
temen, cek cok rebutan alat tulis. Ahhh banyak deh! Terutama sih cek cok
masalah “Salah Denger”. Nah, biasanya saya ini biang kladinya. Ya walaupung
semua biang kladinya saya. Whahaha... parah nih kuping saya. Tapi, dibalik itu
semua saya juga aku sama dia, gila-gilaan bareng. Elepyu Maria :*
Di mata saya, Maria
ini orang yang... ngga jelas. Kepribadiannya susah di tebak. Kadang begini
kadang begitu. Yoo ra mesti (?). Tapi yang jelas Maria ini asik orangnya. Kalo
saya duduk sama dia bawaannya bisa mikir soalnya kalo ada soal di diskusikan
bersama. Kalo udah ngga sebangku ya ngga bisa. Hehehe... tapi kalo ulangan
jarang diskusi *cieee....tepuk tangan*. Kata gadis muda ini, “Aku seksi”. Tahu
deh dari mana seksinya*dari hatikuu*. Maria ini kalo ngomong sesuatu yang unik
pasti langsung jadi trand di kelas. Contohnya aja, “Woles!”, “Sumpah yaa demi
apa”, “Please yaaaa”, “Tokmek”. Yaa walupun kata-kata itu sebenernya ngga asing
lagi di telinga kita, tapi sebenernya si Maria ini cukup berperan serta
menyebarluaskan kata-kata itu di kelas. Ngomong-ngomong, Maria ini
suuukkkkaaaaa banget sama yang namanya “Rafael Landry Tanubrata”, itu lhoo
boyband Semes #eh #maksudnya SM*SH. Apa-apa Rafael mulu. Ada tugas suruh buat
surat kuasa, pake nama Rafael. Suruh buat memo, pake nama Rafael. Suruh buat
surat perjanjia, pake nama Rafael. Suruh buat frase, pake nama Rafael. Suruh
buat paragraf, pake nama Rafael. Suruh buat surat penawaran, pake nama Rafael.
Suruh buat kalimat bahasa Inggris, pake nama Rafael. Apa-apa pake nama Rafael.
Sampe lupa berapa banyak nama itu berperan serta di tugas-tugas Maria. Admin
aja nulis itu harus ngelihat di buku tugas dulu. Si Maria ini, suka sama Rafael
mungkin awalnya karena parasnya aja. Tapi, ternyata sekarang dia suka bukan
karena itu. Tapi, karena perjalanan hidup Rafael yang membuatnya terinspirasi.
Diluar semua itu, Maria itu punya misi hidup. Misi hidupnya itu... *rahasia*.
Yang jelas seperti kebanyakan orang, dia berharap bisa jadi orang yang berguna
bagi orang lain.
Maria, I always
love you! Xiexie, atas kesabarannya, keikhlasannya, pokoknya semuanya yang
sudah di kasih sama saya. Sukses selalu ya :D Semoga kita bisa sukses di IPA
dan di masa depan. Amin
Thanks buat reader
yang budiman, yang menyempatkan waktunya buat baca sepenggal artikel dari saya
ini. :D
Label: my friends, My Life, XI IPA 1
Budaya politik,
yaitu, pola tingkah laku individu beserta orientasinya terhadap
kehidupan politik yang diberikan oleh anggota-anggotanya dari suatu
sistem politik.
Politik, yaitu, hal-hal atau sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas kelangsungan kehidupan berbangsa & bernegara.
Hakekat partai politik yaitu, orientasi warga yang ada dalam suatu negara, yang berupa: sikap/ pola tingkah laku; pengetahuan; pandangan/ wawasan; presepsi; kepercayaan; dan penilaian.
Perilaku politik, misalnya: demokrasi; musyawarah mufakat; loyalitas, taat, tunduk pada aturan yang berlaku; berpartisipasi dalam organisasi ( ormas/ parpol).
Obyek atau sasaran orientasi politik adalah sistem polotik atau kehidupan politik negara.
Orientasi masyarakat terdiri dari: Orientasi Kognitif; Orientasi Afektif; Orientasi Evaluatif.
Orientasi Kognitif, yaitu, organisasi/ orientasi yang ingin dicapai dalam hal pengetahuan, pemahaman, dan kepercayaan juga keyakinan individu dalam sistem politik
Contoh : mengetahui sejarah negara, mengetahui kelembagaan pemerintah negara, sistem politik secara umum ( input & output).
Input, meliputi: demonstrasi, LSM, parpol, ormas. Output, meliputi: UU/ perpu, PP, Perpres, Peraturan Menteri.
Contoh ungkapan warga o.kognitif: “ Wah, sekarang(reformasi) banyak parpol baru yang bermunculan.
Orientasi Afektif, yaitu, organisasi/orientasi warga yang berhubungan dengan perasaan/ ikatan emosional warga terhadap bangsa & negaranya.
Contoh: Tidak terima jika budaya diklaim negara lain; Bangga tehadap lagu Indonesia Raya; Bangga terhadap budaya Bangsa Indonesia.
Orientasi Evaluatif, yaitu, orientasi warga yang berhubungan dengan penilaian masyarakat.
Contoh: “ Presiden Soekarno ternyata dalam menjalankan pemerintahan dipengaruhi oleh faham komunis”.
Macam Budaya Politik
B.P. Parokial, mencerminkan budaya yang masyarakatnya pasif karena ketidaktahuan/ tingkat pendidikan rendah tentang budaya politik.
Kelebihan: masyarakatnya menjunjung tinggi ikatan primordial, patrimornial, dan pantheralistik.
Ikatan Primordial: ikatan masy yang berhubungan dengan keyakinan, agama, ras, suku, bahasa, & golongan.
Ikatan Patrimornial: ikatan yang menggambarkan hubungan terhadap kekuatan dan kelemahan (diibaratkan majikan dan pembantu)
Ikatan Panteralistik: ikatan yang berhubungan dengan persaudaraan, persahabatan, bahkan soulmate.
B.P. Kaula/ Subyek, setingkat lebih maju dari parokial.
Kekurangan: masyarakatnya masih pasif, hal itu dipengaruhi oleh adanya pengaruh kekuasaan( penguasa, elite politik, tokoh masyarakat yang disegani, Presiden, anggota dewan, dll).
B.P. Partisipan, masyarakatnya memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam kehidupan berpolitik. Terjadi pada masyarakat modern/ masyarakat madani (civil society) yang terpenting pola pikir.
Budaya Politik Campuran/ Gabungan
Parokial - Kaula ->peralihan budaya parokial kaula
Yaitu, budaya politik yang masyarakatnya masih menaruh hal-hal tradisional sedangkan sebagian lain menolak karena sudah memiliki tingkat kekuasaan serta mengarah pada pemerintahan yang terpusat, dimana penduduk menolak tuntutan-tuntutan eksklusif & disisi lain mereka telah mengembangkan kesetiaan terhadap sistem politik.
Eksklusif: Masyarakat kesukuan, Masyarakat tradisionall.
Contoh: terjadi pada orde baru & orde lama.
Parokial – Partisipant.
Budaya politik dimasyarakat sudah aktif dalam kehidupan politik akan tetapi masyarakatnya masih berbudaya parokial. Contoh: era reformasi -> universal.
Kaula – Partisipant -> peralihan budaya subyek-partisipant
Budaya politik sudah merupakan peralihan dimana masyarakat sudah berorientasi pada input dan menyadari sebegai warga negara yang baik (aktif dalam berpartisipasi akan tetapi masyarakat masih berorientasi pada kesetiaanya) loyalitasnya terhadap struktur pemerintahan yang otoriter (taat, tunduk, patuh pada kesetiaan).
Contoh: status QUO -> masih fanatik, dan reformasi.
Sosialisasi Politik, yaitu, proses pembelajaran, penyerapan, penanaman nilai-nilai politik oleh masyarakat.
Nilai, yaitu, kebenaran yang kita yakini.
Nilai-nilai politik, misalnya: Nilai kekeluargaan; n kepedulian; n kebersamaan; n persatuan & kesatuan; n menghargai HAM; n menghargai pendapat; n keikhlasan; n kejujuran; n tanggung jawab; loyalitas (setia) patuh, taat.
Partai politik, yaitu, organisasi yang dibuat/ dibentuk oleh warga masyarakat sucara sukarela atas dasar persamaan kehendak & cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tujuan Parpol
Umum: Lima daster; demokrasi dan demokratisasi.
Khusus: memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Cita-cita Parpol: merebut kekuasaan, maksudnya, memperoleh wakil-wakil yang dapat dipercaya dalam legislatif dan eksekutif.
Fungsi Parpol:
-Rekrutmen (mengajak)
-Sosialisasi (menanamkan sifat dan orientasi parpol)
-Komunikasi (menyampaikan aspirasi)
-Pengatur konflik (mengatasi permasalahan)
cieeehhh tumben si Admin post soal pelajaran? Hehehe biarin deh sekali-kali. Biar blognya berwarna dan sekalian juga nge-share sedikit tentang pengetahuan saya.
Source: Buku Catatan (maria) kelas XI SMA N1 Wonogiri, pembimbing: Ibu Sugiyarti, M.Pd
Politik, yaitu, hal-hal atau sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas kelangsungan kehidupan berbangsa & bernegara.
Hakekat partai politik yaitu, orientasi warga yang ada dalam suatu negara, yang berupa: sikap/ pola tingkah laku; pengetahuan; pandangan/ wawasan; presepsi; kepercayaan; dan penilaian.
Perilaku politik, misalnya: demokrasi; musyawarah mufakat; loyalitas, taat, tunduk pada aturan yang berlaku; berpartisipasi dalam organisasi ( ormas/ parpol).
Obyek atau sasaran orientasi politik adalah sistem polotik atau kehidupan politik negara.
Orientasi masyarakat terdiri dari: Orientasi Kognitif; Orientasi Afektif; Orientasi Evaluatif.
Orientasi Kognitif, yaitu, organisasi/ orientasi yang ingin dicapai dalam hal pengetahuan, pemahaman, dan kepercayaan juga keyakinan individu dalam sistem politik
Contoh : mengetahui sejarah negara, mengetahui kelembagaan pemerintah negara, sistem politik secara umum ( input & output).
Input, meliputi: demonstrasi, LSM, parpol, ormas. Output, meliputi: UU/ perpu, PP, Perpres, Peraturan Menteri.
Contoh ungkapan warga o.kognitif: “ Wah, sekarang(reformasi) banyak parpol baru yang bermunculan.
Orientasi Afektif, yaitu, organisasi/orientasi warga yang berhubungan dengan perasaan/ ikatan emosional warga terhadap bangsa & negaranya.
Contoh: Tidak terima jika budaya diklaim negara lain; Bangga tehadap lagu Indonesia Raya; Bangga terhadap budaya Bangsa Indonesia.
Orientasi Evaluatif, yaitu, orientasi warga yang berhubungan dengan penilaian masyarakat.
Contoh: “ Presiden Soekarno ternyata dalam menjalankan pemerintahan dipengaruhi oleh faham komunis”.
Macam Budaya Politik
B.P. Parokial, mencerminkan budaya yang masyarakatnya pasif karena ketidaktahuan/ tingkat pendidikan rendah tentang budaya politik.
Kelebihan: masyarakatnya menjunjung tinggi ikatan primordial, patrimornial, dan pantheralistik.
Ikatan Primordial: ikatan masy yang berhubungan dengan keyakinan, agama, ras, suku, bahasa, & golongan.
Ikatan Patrimornial: ikatan yang menggambarkan hubungan terhadap kekuatan dan kelemahan (diibaratkan majikan dan pembantu)
Ikatan Panteralistik: ikatan yang berhubungan dengan persaudaraan, persahabatan, bahkan soulmate.
B.P. Kaula/ Subyek, setingkat lebih maju dari parokial.
Kekurangan: masyarakatnya masih pasif, hal itu dipengaruhi oleh adanya pengaruh kekuasaan( penguasa, elite politik, tokoh masyarakat yang disegani, Presiden, anggota dewan, dll).
B.P. Partisipan, masyarakatnya memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam kehidupan berpolitik. Terjadi pada masyarakat modern/ masyarakat madani (civil society) yang terpenting pola pikir.
Budaya Politik Campuran/ Gabungan
Parokial - Kaula ->peralihan budaya parokial kaula
Yaitu, budaya politik yang masyarakatnya masih menaruh hal-hal tradisional sedangkan sebagian lain menolak karena sudah memiliki tingkat kekuasaan serta mengarah pada pemerintahan yang terpusat, dimana penduduk menolak tuntutan-tuntutan eksklusif & disisi lain mereka telah mengembangkan kesetiaan terhadap sistem politik.
Eksklusif: Masyarakat kesukuan, Masyarakat tradisionall.
Contoh: terjadi pada orde baru & orde lama.
Parokial – Partisipant.
Budaya politik dimasyarakat sudah aktif dalam kehidupan politik akan tetapi masyarakatnya masih berbudaya parokial. Contoh: era reformasi -> universal.
Kaula – Partisipant -> peralihan budaya subyek-partisipant
Budaya politik sudah merupakan peralihan dimana masyarakat sudah berorientasi pada input dan menyadari sebegai warga negara yang baik (aktif dalam berpartisipasi akan tetapi masyarakat masih berorientasi pada kesetiaanya) loyalitasnya terhadap struktur pemerintahan yang otoriter (taat, tunduk, patuh pada kesetiaan).
Contoh: status QUO -> masih fanatik, dan reformasi.
Sosialisasi Politik, yaitu, proses pembelajaran, penyerapan, penanaman nilai-nilai politik oleh masyarakat.
Nilai, yaitu, kebenaran yang kita yakini.
Nilai-nilai politik, misalnya: Nilai kekeluargaan; n kepedulian; n kebersamaan; n persatuan & kesatuan; n menghargai HAM; n menghargai pendapat; n keikhlasan; n kejujuran; n tanggung jawab; loyalitas (setia) patuh, taat.
Partai politik, yaitu, organisasi yang dibuat/ dibentuk oleh warga masyarakat sucara sukarela atas dasar persamaan kehendak & cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tujuan Parpol
Umum: Lima daster; demokrasi dan demokratisasi.
Khusus: memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Cita-cita Parpol: merebut kekuasaan, maksudnya, memperoleh wakil-wakil yang dapat dipercaya dalam legislatif dan eksekutif.
Fungsi Parpol:
-Rekrutmen (mengajak)
-Sosialisasi (menanamkan sifat dan orientasi parpol)
-Komunikasi (menyampaikan aspirasi)
-Pengatur konflik (mengatasi permasalahan)
cieeehhh tumben si Admin post soal pelajaran? Hehehe biarin deh sekali-kali. Biar blognya berwarna dan sekalian juga nge-share sedikit tentang pengetahuan saya.
Source: Buku Catatan (maria) kelas XI SMA N1 Wonogiri, pembimbing: Ibu Sugiyarti, M.Pd
Label: pelajaran
Shandra
Leonita. Lahir tanggal 17 Agustus 1995. Pertamakali ketemu entah dimana. Tapi
takdir mempersatukan kami(??) di kelas VIII C SMP N 1 Wonogiri tahun pelajaran
2008/2009. Berhubung waktu itu saya ngga ada temen deket jadinya duduk sama
Shandra deh. Soalnya dia juga ngga punya temen duduk #tragis. Kami duduk di
meja paling belakang. Tempat yang paling nyaman bagi kami berdua saat itu.
Soalnya kalo lagi makan waktu pelajaraan pasti ngga ketahuan. Hehehe... unyu
sekali itu masa-masa SMP. Nostalgia sebentar, dulu saya sama Shandra juga jadi
satu kelompok di drama bahasa Inggris. Ceritanya soal Cinderella. Saya jadi ibu
perinya, dia jadi Ibu tirinya (terus gek ngopo??) Hahaha... lupakan soal itu.
Cerita yang lain aja.
Soal
kpop, si Shandra ini jangan di tanya. Soalnya dia itu fanatic sama kpop.
Terutama FT Island, SNSD, sama Super Junior. Biasnya itu Donghae. Walaupun
punya bias yang pasti, tapi sebenernya Shandra ini berjuta-juta kali ganti
bias. Dulu ya waktu lagi booming boomingnya BBF dia suka sama Kim Hyunjoong,
terus pindah ke Kim Bum, pindah lagi ke Lee Minho, pidah lagi ke Kim Joon.
Belum selesai! Habis bosen sama BBF dia kepincut Big Bang, nah suka tuh sama
Seungri*kalo ngga salah*. Ngga lama setelah itu dia nunjukkin fotonya Kevin
Ukiss. Di tanyanya, “Cakep ngga??”. Mulai deh, virus ganti bias mulai terlihat
gejalanya di otak saya. Habis itu dia ganti bias lagi, sampe lupa saya. Pernah
juga Heechul. Dan sekarang dia menambatkan hatinya *cieelah bahasanya* ke
Donghae. Sudah puas dengan Donghae di mulai melirik FT Island, nah ituuu!!!
Mulai signal-signal si Jonghun. Akhirnya??? Pindah lagi! Ah nih anak rempong
bener! Tapi meskipun gitu kayaknya dia juga bimbang biasnya itu siapa. Kayaknya
sih balik lagi ke Donghae. *ecaeco*
Ganti
Topik! Shandra ini Cuma sempet satu kelas sama saya waktu di kelas VIII doang.
Habis itu engga. Dia kelas IX D. SMA dia juga beda kelas sama saya. Sekarang
dia beda jurusan sama saya. Yaahh!! Pupus
harapan saya buat sekelas sama dia lagi dong! *Ndra entar kuliah dimana?
Barengan aja yuk!* Si Shandra ini sekarang masuk di kelas XI IPS 1. Bisa
dibilang ini masa kejayaan nya *bahasamu rum*. Shandra ini dapet ranking 1
lhooo. Weeee hebat! Selamat ya! Emang sih Shandra ini kalo udah suka sama
sesuatu pasti juga di tekunin. Sekarang kita jarang ketemu, ya, Ndra? :(
imicuuu :*
Shandra
itu ELF. Saya, Sella, sama Tarra juga ELF. Shandra itu SONE. Sella netral.
Tarra sama saya Antis nya. Kalo ketemu???? Jangan di tanya!!! PERANG BIAS, mbak
bro!! Kasihan ini si Shandra ini. Dibully terus kalo ngomongin SNSD. Wakaka
sabar Ndra! Tapi kalo udah ngomongin bias di Suju, Tarra deh kena. Pada kompak
ngga suka Kyuhyun. Padahal ngga salah sebenernya. Si Kyuhyun dibandingin sama
Donghae. Ya sudah pasti saya sama Sella dukung Donghae dong. Wkwkwk sabar ya
Tarra :D
Shandra
maaf ya kalo saya punya salah sama kamu? :D imicuu :* Jangan lupakan saya kelak
kalo udah pisah yaaa :)
Akhirul
kata, wassalamualaikum warahmatullahi wb :D
Good
luck for us! Makasih reader :)
Label: my friends, My Life
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)