Jumat, 16 Maret 2012
Senin,
5 Maret 2012. Hari yang sungguh membosankan. UTS!! Tes yang paling di benci.
Kalo biasanya mau test semacam ini suasananya semangat, kali ini BORING! Waeyo?
jadwal hari pertama Penjaskes sama bahasa Inggris. Oh no!!! itu jadwal yang
santai. Mana masuk nya jam 09.30. hadeeh nambahin males itu. Sumpah ngga ada
gregetnya UTS ini. Malah MIPA itu 4 hari terakhir. Gimana coba???
Fine,
yang lalu biarlah berlalu. Lets tell about the test. Senin itu saya berangkatnya
pagi loh. Jam 8 udah nyampe sekolah. Ngomong-ngomong soal berangkat, sewaktu
berangkat naik bis ada cowo gaaaanteeng banget. Putih, tinggi, mancung, cakep,
bibirnya tipis, senyumnya manis. Tapi, saya sih sebenernya masih biasa-biasa
aja waktu ngeliat dia di bis. Tapi kepikiran juga itu cowo anak mana. Awalnya
sih kirain anak Skanda (SMK N 2 Wng). Eehhh ternyata anak Smansa juga. Kelas
berapa kok ngga pernah liat?? Naahh waktu masuk kelas test baru nyadar. ITU
ANAK KELAS X. Wwhhaa ternyata adek kelas. Cape dehh! Biarin deh. Kebetulan juga
serung sama saya. Lumanyan ada tetes mata.
Rabu,
07 Maret 2012. Masuknya masih jam 9.30 sih, tapi kali ini jadwalnya Fisika sama
PKn. Yaa lumayan lah ngga males belajar. Semangat 45! Berhubung Seninnya itu
les Fisika jadi ya masih anget-anget gitu rumusnya. Nah lohh PKn?? Bboomm!
Parah! Ngga bisa ngerjain. But, it’s OK! Aku juga ngga yakin yakin amat sama
PKn itu.
Jum’at,
9 Maret 2012. Bahasa Indonesia & Sejarah. Masuk jam 7.00. Sempet bingung
mau belajar mana. Akhirnya cuma belajar Sejarah doing. Bahasa Indonesia nya
belajar nya cuma sebentar. Hehehe… tapi ya Alhamdulillah bisa ngerjain Bahasa
Indonesianya. Yaa walaupun keteteran nulis. Kalo soal sejarahnya… lumanyan
juga. That’s my lucky day :D
Sabtu,
10 Maret 2012. Jadwal Kimia & Bahasa Jawa. Oh no!!! KIMIA!!! Saya ngga
tertarik kimia. Sumpah ini aku ngarepnya yang keluar banyak itu soal tentang
Asam Basa aja. Jangan titrasi! Dari 8 soal, yang yakin cuma 4 soal. Aigo, bego
bener dah. Bahasa Jawa? Ya biasa aja. Ada yang bisa, ada yang engga. Ngga
berharap banyak sama mapel dua ini.
Senin,
12 Maret 2012. Matematika & TIK. Yay!!! Ini baru semangat. Gregetnya
mantapp!! Belajar dah tu habis-habisan. Matematika?? Lancar!! *cieee* TIK?? Tau
deh. Orang baru baca soal no 1a aja udah down. “Opo iki???”. Kebetulan
pengawasnya pergi sebentar abis bagiin absen. Langsung pada tengak-tengok.
Kalimat serentak yang di tanyakan, “No 1 opo jawabane???”. Buahahaha ternyata
semuanya berfikiran sama kaya saya. Hehehe… seperjuangan.
Selasa,
13 Maret 2012. Biologi, Agama, Mandarin. Aigo, ini jadwalnya bikin emosi, ya?
Sedikit cerita, kemaren itu dapet kisi2 Biologi 17 nomor. Pasti tau
lanjutannya? Yap! Anak-anak cuma belajar kisi-kisi itu doing. Dan tahu soalnya
biologi gimana??? Cuma 3 dari kisi-kisi. Oh no!!! what’s wrong??? Sumpah ini
pada madesu semua mukanya. Galau mamen…. Udah di bela-belain ngorbain Agama
sama Mandarin buat belajar Biologi eehh malah gini kejadiannya. Tsh… untungnya
Agama sama Mandarin ngga sesusah yang dibayangin.
Alhamdulillah
UTS nya Happy Ending :D Buat penutupan saya sama temen-temen ngerjain Ical,
yang kebetulan beseuk ulang tahun. Berhubung besuk libur, jadinya di kerjain
sekarang deh. Hehehe… happy b’day Ical. Ngomong-ngomong soal adek kelas yang
ganteng tadi. Ternyata yang ngefans bukan Cuma saya, tapi temen-temen banyak.
Wakakak banyak maru dong. Hehehe. Oh iya, namanya itu dek Dhamas. Gara-gara
gantengnya dia sering di goda anak-anak. Hahaha lagaknya itu anak salting. Adek
tampan jangan diambil hati, ya? Joke :D
Semuanya,
mari kita berdoa supaya hasil Mid nanti sesuai sama harapan & usaha kita.
Apapun hasilnya, itu adalah wujud usaha kita. Kalo bagus ya Alhamdulillah, kalo
ngga bagus berarti usaha kita kurang. Ingat! Kita bisa asal kita mau! Otak itu
bisa di maksimalkan. Banyak saudara-saudara kita yang ngga sempurna tapi bisa
menjadi seseorang, kenapa kita nggak bisa? Kuncinya percaya. Belajar &
berdoa. Karena hasil itu di tangan Yang Maha Kuasa. :D Keep smiling!
Label: my friends, My Life, XI IPA 1
anyeong, iseng-iseng aja buat ff. Happy reading:D
Cast:
Readers a.k.a Park Seo Rin
Yang Seung Ho (MBLAQ) a.k.a Yang
Seung Ho
---author pov---
Waktu menunjukkan pukul 08.30.
Suasana pagi di Seoul University seperti hari-hari sebelumnya. Di kantin juga
cukup lenggang. Kantin yang nyaman dengan tata letak taman. Banyak pohon maple
rindang yang menaungi beberapa meja.
Maklum saja, Seoul University mendapat predikat Green School. Angin
bertiup tak terlalu sepoi, biasa saja*apa deh maksudnya*.
Seperti biasanya(lagi), meja ujung
di padati pelanggan, yaitu meja khusus 5 pria yang cukup popular di kampus yang
mengaku dengan sebutan MBLAQ. Cowok-cowok keren dan kece yang bisa
dikategorikan paling berisik di kampus. Seungho, GO, Mir, Thunder, dan Leejoon,
itulah kelima cowok kece itu. Kecuali Seungho dan GO, mereka semester 2,
sementara Seungho dan GO semester 4. Diantara mereka Thunder yang paling muda.
Dia sering menjadi bulan-bulanan yang lain. Mir yang paling autis, dan Seungho
yang paling sombong dan menyebalkan diantara semuanya.
---Seorin pov---
Hari ini tidak ada jadwal kuliah.
Tapi, kuputuskan pergi ke kampus berhubung Hyomin dan Jieun masuk. Hyomin dan
Jieun adalah teman satu kost ku. Em, bukan kost, tepatnya itu rumah yang kami
sewa selama kami kuliah. Mereka masuk kuliah seperti biasa, bahkan Hyomin
kuliah penuh. Ya, walaupun akhirnya nanti aku hanya menghabiskan waktu di
perpustakaan, tapi kurasa itu lebih baik daripada di rumah termenung seperti
orang cengoh.
Emm, tunggu, ngomong-ngomong Seungho
oppa ada kuliah tidak? Mungkin aku bisa menghabiskan waktu bersamanya. Ok, aku
sms saja dia.
“Oppa, kau ada kuliah hari ini?”
“Ne, waeyo?”
“Kupikir tidak ada. Rencananya aku
mau mengajakmu kencan”
“Kau ini. Kencan saja yang kau
fikirkan. Belajarlah!” Mwo??
Balasan macam apa ini?
“Kau menyebalkan”
“Hei hei, ada apa denganmu?”
“Gwenchana”
“Dasar kau ini! Mengganggu saja, aku
sedang sibuk”
Hhh, selalu cacian ini yang
kuterima. Menyebalkan sekali. Bisakah dia mengerti perasaan wanita? Ck… padahal
sudah 6 bulan pacaran dengannya tapi kenapa juga kami tidak bisa harmonis
seperti pasangan sekarang. Padahal aku sering memancingnya. Atau aku tak
mengerti umpan yang cocok untuknya? Apa aku seperti memancing cupang dengan
daging. Ah, bukan. Dia itu hiu. Berarti seperti memancing hiu dengan rumput
laut. Ah, sudah! apa-apaan aku ini. Kenapa jadi memikirkan pancingan. Lebih
baik aku segera berangkat karena Jieun dan Hyomin pasti sudah menunggu di
kantin untuk sarapan. Jarak dari rumah sampai kampus tidak terlalu jauh, hanya
sekitar 25 km. Hahaha… aku bercanda. Hanya 500m.
Sesampainya di kampus aku langsung
menuju kantin dimana Jieun dan Hyomin sudah menungguku. Aku melihat mereka
melambaikan tangan kearahku dari meja biasanya. Ah, ternyata mereka sudah
memesankan ice cream untukku. Hhahh… apa-apaan mereka. Mana ada orang sarapan
dengan ice cream. Aku berjalan kearah mereka dan aku melihat meja tak jauh
berisi anak-anak gila, MBLAQ. Seungho oppa ada disana. Hah? Bukannya dia bilang
ada kuliah dan sedang sibuk. Sibuk apa? Itu membuatku sedikit kesal.
“Kenapa wajahmu kusut begitu?”,
tanya Hyomin. Aku melihat kearah meja Seungho oppa.
“Aku heran, kenapa kalian itu selalu
saja begini”, Jieun melihatku memelas.
“Entahlah”, jawabku.
“Tunggu dulu. Bukankah kalian tidak
pernah kencan?”, tanya Jieun. Aku menggeleng.
“Nonton, makan, jalan-jalan, juga
tak pernah?”, Hyomin memastikan. Aku juga menggeleng. Kemudian mereka berdua
juga ikut menggeleng(?).
“Aku sudah berkali-kali mengajaknya.
Tapi, kalian juga pasti tahu jawabannya”, jawabku galau.
“Kalau kau bosan putuskan saja! Akan
aku carikan yang baru, kau tahu teman-teman Kyuhyun? Mereka itu 100 kali lebih
kece dari Kyuhyun”, Jieun mengusulkan. Lalu Hyomin menjitak kepalanya, “SStt”.
“Kau mencintainya?”, tanya Hyomin.
Aku mengangguk lagi. Kemudian ku lihat kearah Seungho oppa, dia beranjak pergi
meninggalkan teman-temannya.
---author pov---
“Heh, hyung! Itu yeojachingu mu.
Berilah salam untuknya, atau setidaknya senyuman. Kau ini tidak romantis!”,
cletuk Thunder. Seungho melihat kearah Seorin yang sedang mengangguk pada kedua
temannya.
“Jangan terlalu jaga image!
Bagaimanapun dia yeojachingu mu”, sahut GO.
“Apalah arti sebuah sapaan”, jawab
Seungho santai.
“Haish, kau pasti tidak tahu cara
menyenangkan hati wanita. Kalau aku jadi kau akan kubuatkan puisi cinta. Bintangku, janganlah kau melayu jika tak ku
sapa. Janganlah kau meratap jika tak ada sms dariku. Ingatlah saja bagaimana
besar cintaku untukmu. Haruskah ku tanyakan pada venus cintaku? Haruskah
kuarungi Atlantic untuk membuktikannya. Ketahuilah cintaku lebih agung dari dan
tinggi dari Mount Evrest”, Mir mengusulkan puisi dengan lebaynya yang khas
dilengkapi mimmik wajah yang langka(tau deh itu udah lebay belum).
“Sumpah ya, bisakah kau menutup
mulutmu!”, sahut Joon. Terlihat yang lain nggong
melihat Mir.
“Hyung, perhatikanlah dia. Sekedar
sapaan bisa jadi sesuatu yang amat penting bagi seorang wanita jika itu dari
orang yang di cintainya”, kata GO. Mendengar kalimat itu sepertinya Seungho
sedikit tidak nyaman. Raut wajahnya terlihat kesal. Mungkin karena dia bukan orang
yang bisa seperti itu.
“Aku baru ingat ada janji dengan
Dongwoon di auditorium. Bye!”, Seungho pergi begitu saja.
“Kalau begini pihak wanita yang di
rugikan”, kata Mir selepas Seungho pergi.
Tak lama kemudian Jieun dan Hyomin
berpamitan karena mereka ada jadwal kuliah. Di tinggallah Seorin sendiri.
Tiba-tiba Thunder dan GO menghampirinya. Mereka sedikit banyak bercengkrama.
Lalu, Thunder menyinggung soal Seungho, “Seorin, soal Seungho jangan terlalu di
pusingkan. Dia itu memang begitu”.
“Gwenchana. Aku mengerti. Dia itu
memang begitu”, jawab Seorin tersenyum.
“Tak perlu menyembunyikan dari kami!
Katakana saja”, GO.
“Benar tidak apa-apa. Dari awal aku
sudah berjaga-jaga dengan keadaan seperti ini”, Seorin masih tersenyum. “Em,
kalau begitu aku ke perpustakaan dulu, ya. Bye!”, lanjutnya kemudian pergi.
“Dalam hati pasti juga kesal.
Kasihan!”, Thunder.
“Urusan satu ini aku benar-benar
tidak mengerti dengan Seungho”, kata GO.
Di perpustakaan Seorin hanya
membaca-baca buku. Bukan membaca, tapi melihat-lihat. Membolak-balik halaman.
Terlihat sekali dia sangat bad mood.
“Bahkan dia tak menghubungiku saat
dia melihatku tadi. Kenapa dia itu?”, gumam Seorin dalam hati. Tak disangka
ternyata Seungho juga ada di perpustakaan. Dia sedang mencari-cari buku di rak
yang berada tak jauh dari Seorin. Setelah menemukan buku yang di carinya dia
duduk di depan Seorin. Dia sama sekali tak menyadarinya. Seorin terus
membolak-balik bukunya, hal itu mengganggu Seungho. Seungho melihat orang di
depannya. Betapa kagetnya saat ia melihat bahwa itu adalah Seorin, tepat sekali
karena Seorin juga baru menyedari bahwa orang di depannya adalah Seungho.
Wajah mereka berdua sama-sama
kosong. Seorin yang berdebar-debar terlihat canggung. Dia mencoba memulai
pembicaraan, “Kau tidak ada kuliah?”. Namun Seungho segera menutup bukunya dan pergi
tanpa menjawab pertanyaan Seorin. Itu membuat perasaan Seorin semakin tidak
nyaman. Dia mengikuti Seungho keluar dari perpustakaan. Di lorong yang cukup
sepi Seorin mengejar Seungho.
“Seungho dengarkan aku!”, Seorin
menahan lengan Seungho. “Apa yang terjadi padamu? Bisakah kau bersikap sewajarnya padaku?”,
Seorin terlihat kesal. Seungho melihat tangan Seorin yang memegang tangannya.
Seorin segera melepaskannya.
“Sewajarnya bagaimana? Harusnya kau
yang bersikap wajar!”, balas Seungho.
“Hhh… apa maksudmu?”, Seorin balik
bertanya. Dia tak mengerti apa yang di ucapakan Seungho.
“Ah, sudahah! Pergilah! Aku tidak
ada waktu untuk urusan semacam ini!”, kata Seungho dingin. Lagi-lagi dia pergi
tanpa menghiraukan Seorin. Seorin yang mendengar kata-kata Seungho barusan
merasa sangat terpukul. Sekali lagi dia mengejar Seungho dan menahan tangannya.
“Katakan sejujurnya! Apa artinya aku
bagimu? Apa pengaruhku bagi hidupmu? Kenapa kau melakukan ini padaku?”, tanya
Seorin dengan tatapan dalam. Terlihat dia mengisyaratkan sakit yang mendalam.
“Kumohon, jangan bersikap
kekanak-kanakan”, Seungho menutup pembicaraan. Dan sekali lagi Seungho
meninggalkan Seorin seolah-olah tak memperdulikannya. Dan lagi-lagi Seorin
menahannya. Kali ini bukan meminta menjelasan, tapi… PLAKK. Dia menampar
Seungho dan pergi. Matanya tampak berkaca-kaca dan penuh amarah.
Seorin memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di rumah dia termenung di sofa. Dia masih tebayang-bayang kajadian
barusan. Dia tak menyangka hubungannya dengan Seungho berjalan seburuk itu. Dia
berusaha sebaik mungkin menjaga perasaannya tehadap Seungho. Tak mudah baginya
berhubungan sekaku itu. Jangankan kencan, berbicara 4 matapun mereka tak
pernah. Dia berfikir dengan kesabarannya Seungho bisa sadar. Tapi ternyata itu
membuatnya semakin jauh.
@MBLAQ’s dorm
“MWO?? Kau?? Aigo… apa yang ada di
fikiranmu? Kenapa kau bisa melakukan itu?”, Mir emosay.
“Kau keterlaluan!”, Leejoon.
“Kau tidak seharusnya begitu!”, GO.
“Cobalah mengerti, hyung!”, Thunder.
“Berhentilah menyalahkanku! Bantu
aku mencari jalan keluar!”, Seungho kesal.
“Jalan keluar apa? Bukannya ini yang
kau inginkan?”, GO.
“Apa maksudmu?”, Seungho.
“Bukankah kau memang ingin
melepaskannya?”, Mir.
“Mwo? Mana mungkin aku begitu. Aku sama
sekali tak ada niat untuk itu!”, bantah Seungho.
“HYA!!! Kau ini bagaimana sih? Lalu
kenapa kau menyakitinya? Babo!!”, Leejoon tak kalah emosi.
“Aku tidak bermaksud! Aku hanya
tidak ingin dia berlebihan. Nonton, kencan, jalan-jalan, apa itu? Itu tidak ada
gunanya!”, kata Seungho.
“Aigo!! Bagaimana disebut pacaran
tanpa semua itu? Asal kau tahu, itu adalah bumbu untuk menjaga hubungan kalian.
Kau terlalu menganggap semua itu tabu! Itulah yang membuatmu menyakitinya.
Semua kau anggap akan baik-baik saja! Tidak semua orang bisa berfikir sama
denganmu. Sudah 6 bulan dia menahan perilakumu. Dia mencoba berfikir sepertimu,
berfikir semua akan baik-baik saja. Tapi ternyata itu membuatmu semakin tak
peduli”, jelas Mir panjang kali lebar(?)(sejak kapan Mir bijak gini?).
Kata-kata Mir sedikit menyadarkan Seungho. Mungkin dia benar.
@Han River
“Hhh… mana Jieun dan Hyomin? Kenapa
mereka lama sekali? Fuuhhh”, kata Seorin sendirian di bangku sekitar sungai
Han. Dia sudah menunggu lebih dari setengah jam. Jieun dan Hyomin mengajaknya
makan malam dan berjanji bertemu di sungai Han. Tapi mereka tak kunjung datang.
“Apa mereka tidak tahu kalau disini
dingin?”, gerutu Seorin menggosok-gosok kedua tangannya untuk menghangatkan
tangan.
“Seorin”, seseorang menyentuh bahu
Seorin yang sedang duduk. Dia berbalik. Rupanya itu Seungho. Wajah Seorin
mendadak masam. Tanpa pikir panjang dia beranjak pergi. Seungho menahannya.
“Dengarkan aku!”, Seungho menahan
lengan Seorin. Seorin mencoba melepaskannya tapi dia tidak kuat melepaskannya.
“Lepaskan! Pergilah! Aku tidak mau
berdebat”, Seorin mencoba tenang. Seungho segera menarik Seorin ke pelukannya.
“Mianhaeyo! Jeongmal mianhaeyo!
Katakan apapun yang kau inginkan. Marahlah padaku! Tapi maafkan aku”, Seungho
memeluk erat-erat Seorin. Seorin terisak dan mencoba melepaskan diri.
“Kenapa aku selalu menolak saat kau
mengajakku keluar, kenapa aku selalu mengalihkan pembicaraan, kenapa aku dingin
padamu, kenapa aku tak pernah menyetuh tanganmu, dan kenapa aku tak mau menatap
matamu, itu karena aku tak punya keberanian padamu. Aku takut setiap kali dekat
denganmu. Aku selalu membatu. Itulah alasannya kenapa aku selalu menghindar
darimu. Jantungku selalu memompa darah lebih cepat saat mengingatmu”, Seungho
melekatkan tangan Seorin ke dadanya. Seorin mencoba menahan air matanya.
“Mianhaeyo, jeongmal mianhae!
Uljima!”, Seungho sekali lagi memohon.
“Aku janji aku akan berubah”, lanjutnya. Kemudian Seorin menatapnya
sambil tersenyum haru.
“Jangan berubah! Jangan pernah
berubah! Tetaplah menjadi Seungho yang seperti ini”, Seorin menambahkan.
Seungho juga tersenyum, seolah-olah dia tahu pasti Seorin sudah memaafkannya.
“Waeyo? bukankah kau tidak suka aku
yang arogan seperti ini?”, Seungho. Seorin menggeleng.
“Aku lebih tidak suka kau berubah
menjadi pria yang ramah. Kau tahu kenapa? Karena saat itu akan banyak
gadis-gadis yang mengejarmu. Hahaha”, jelas Seorin. Seungho yang melihat
senyuman Seorin sontak lupa dengan apa yang terjadi.
“Ehm, jadi kau memaafkanku?”, Seungho
memastikan.
“Asalkan kau mau mengendongku sampai
rumah”, Seorin.
“Hahaha… apapun untukmu”, Seungho
mebelakanginya dan menyiapkan punggungnya untuk Seorin. Naiklah Seorin ke
punggungnya *engga ambigu*. “Haish… kau berat juga”, gerutu Seungho.
“Ternyata kau bisa romantis juga.
Lusa di kebun raya ada harimau Sumatra dari Indonesia*ya iyalah dari Indonesia*. Kita bersama, ya?”, goda Seorin.
“Hhh… aku lebih tertarik untuk
kencan saja”, Seungho.
“Ayolah…”, merengek. “Sudah… jangan
mulai lagi”, Seungho kesal. Mereka terlihat berbeda dari biasanya. Bercanda
dengan Seorin yang digendong oleh Seungho.
@Han river
Sementara itu, Mir, Thunder, GO,
Leejoon, Hyomin, dan Jieun marah-marah karena dilupakan oleh Seungho.
Awalnya Seungho meminta mereka menyiapkan kembang api untuk Seorin, tapi malah
Seungho meninggalkan mereka. Hhh rupanya Seungho lupa.
“Hhh… apa boleh buat. Kita nyalakan
saja sendiri dan berpesta,” usul Mir.
Alhasil mereka menikmati malam
mereka sendiri tanpa Seorin dan Seungho. At last, happy ending.
Thanks for your attention. Don’t be
silent readers! Mian kalo jelek & biasa aja. mian lagi kalo ngga nyambung sama judulnya :D
Label: Fan Fiction, MBLAQ
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)